Welly : Pak Jokowi, Tolong Perketat Pengawasan di Batam
BATAM
- Sekertaris DPP Combating Corruption Indonesia, Chandra Welly Sirait
meminta pemerintah pusat melalui Presiden Jokowi memperketat pengawasan
di Batam pasca tenggelamnya kapal pengangkut 93 TKI ilegal di perairan
nongsa,Batam.
"Pemerintah pusat harus membuka mata. Atas kejadian tenggelamnya kapal tersebut telah membuktikan bahwa Batam masih banyak terjadi penyimpangan atau kurangnya pengawasan petugas terkait," ungkap Welly, Jumat(4/11/2016).
Welly menyebutkan, Batam merupakan banyak memiliki titik trategis untuk melakukan aktifitas ilegal seperti pelabuhan-pelabuhan tikus. Apalagi Batam dekat dengan Malaysia dan Singapore.
"Kita berfikir Logika saja, dari mana para TKI tersebut berangkat dulunya, Hal ini sudah jelas, ternyata pengawasan petugas terhadap pelabuhan-pelabuhan tikus tidak pernah dilakukan," katanya.
Menurutnya, untuk melakukan pengawasan terhadap kebarangkatan TKI dari Batam keluar negeri itu tidak susah. Banyak calon TKI biasanya membuat kota Batam sebagai tempat persinggahan, karena para TKI tersebut biasanya datang ke Batam melalui kapal Pelni dan Pesawat.
"Dari pantauan kami, para calon TKI yang lewat Batam memiliki jaringan. Sebab, ketika mereka turun dari kapal Pelni selalu bergerombolan dan langsung dijemput mobil. Dan kalau untuk di Bandara Hang Nadim mereka selalu berkumpul 3-5 orang, akan tetapi mereka selalu berpakain biasa dan menyandang tas yang tidak begitu besar," pungkasnya.
(red/ BT).
"Pemerintah pusat harus membuka mata. Atas kejadian tenggelamnya kapal tersebut telah membuktikan bahwa Batam masih banyak terjadi penyimpangan atau kurangnya pengawasan petugas terkait," ungkap Welly, Jumat(4/11/2016).
Welly menyebutkan, Batam merupakan banyak memiliki titik trategis untuk melakukan aktifitas ilegal seperti pelabuhan-pelabuhan tikus. Apalagi Batam dekat dengan Malaysia dan Singapore.
"Kita berfikir Logika saja, dari mana para TKI tersebut berangkat dulunya, Hal ini sudah jelas, ternyata pengawasan petugas terhadap pelabuhan-pelabuhan tikus tidak pernah dilakukan," katanya.
Menurutnya, untuk melakukan pengawasan terhadap kebarangkatan TKI dari Batam keluar negeri itu tidak susah. Banyak calon TKI biasanya membuat kota Batam sebagai tempat persinggahan, karena para TKI tersebut biasanya datang ke Batam melalui kapal Pelni dan Pesawat.
"Dari pantauan kami, para calon TKI yang lewat Batam memiliki jaringan. Sebab, ketika mereka turun dari kapal Pelni selalu bergerombolan dan langsung dijemput mobil. Dan kalau untuk di Bandara Hang Nadim mereka selalu berkumpul 3-5 orang, akan tetapi mereka selalu berpakain biasa dan menyandang tas yang tidak begitu besar," pungkasnya.
(red/ BT).
Post a Comment