Merasa Haknya Tidak Didapat Lagi Sony Lisnadi atau Sony Usnadi Bokar Kebokbrokan Kepala Desa
Sony Linadi. |
Apa hal pada satu kesempatan Sony Lisnadi yang menerima kedatangan Wartawan guna menerima keluhan atas dugaan ketidak adilan Pangulu Nagori /kepala Desa yang memandang sebelah mata pada salah seorang warganya yang layak mendapat bantuan dari pemerintah khususnya.
Pria separu baya dengan kondisis pisik cacat permanen, kaki sebelah kanannya terpaksa harus diamputasi saat dirinya menjadi korban Lakalantas belasan tahun lalu di Jawa tongah kecamatan hatunduhan, sekira jam menjelang magrib.
Saat kendaraan sepeda motor yang dikendarainya bertabrakan dengan kendaraan roda 4 jenis Sedan merk Corola warna gelap yang saat itu juga lawan tabrakannya itu kabur. Ucap Sony mengisahkan paska kejadian pahit sehingga dirinya harus rela kehilangan kaki sebelah kanannya.
Selain itu terkait dengan digaan kebobrokannya Oknum Kepala Desa maligas Tongah yang disinyalair tidak memberikan hak-hak nya pada warga yang dipandang layak mendapatkan sejumlah bantuan. Selain Sony Lisnandi mengalami Cacat permanen, menempati Rumah orang tuannya alias numpang.
Mempunyai lima anak yang juga masih kecil kecil sementara dirinya harus berjuang demi menafkahi keluarganya dengan kerja serabutan. Namun sayang nya saat Sony Lisnadi diketahui berbeda dukungan pada saat Pilkada beberapa bulan lalu itu.
Yakni Kepala Desa mendukung Calaon DPRD dari Partai lain Sedangkan Sony sendiri beda dukungan dengan oknum Kepala Desa bersama kru nya itu.
Al hasil semua bantuan yang semestinya diterima Sony Lisnandi malah kini hilang padahal sebelumnya bantuan tersebut diterimannya bahkan menurut pengakuan soni dirinya memiliki Kartu Perlindungan Sosial dan Kartu Keluarga Sejahtera.
Selain itu dirinya pun telah menerima surat keteranangan Tidak Mampuh yang diterbitkan pada tgl 18 Maret 2019 yang ditanda tangani Pangulu Nagori Maligas Tongah Wardiono Ssy.
Akan tetapi kesemuaan Surat nya itu nampaknya tak berarti apa - apa hingga Sony pun mengadu pada Awak Media ini sebagai upaya memperjuangkan haknya selama ini.
Tak hanya Sony beberapa war lainnya yang sangat layak mendapat bantuan diantara Nenek Kamen, (80) selain janda nenek ini pun hidup sendiri, Kakek Tasrif (70) pun mengaku mengalami nasib yang sama yakni tidak dipedulikan oleh pemerintahan Nagori Setempat.
Sementara Saat awak media mencoba untuk menkonfirmasi Kepala Desa Nagori Maligas Tongah melalui saluran telpon genggam Hendpone Wardiono tidak mau menerima panggilan walau nada panggil hpnya aktif pesan aktif melalui SMS pun tak dibalasnya.
Liputan Dani R
Post a Comment