Bos Roti di Bunuh Sekertarisnya Karena Sakit Hati Usai di Hamili dan Tidak Tanggungjawab
Usut punya usut, setelah ditelusuri WNA Taiwan itu dibunuh oleh pembunuh bayaran hasil sewaaan sekretaris korban di pabrik roti tersebut.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan awalnya korban dilaporkan hilang sejak 26 Juli 2020 oleh rekannya sesama WNA Taiwan.
Setelah ditemukan, kemudian polisi mengonfirmasi kecocokan sidik jari kepada keluarga korban dan kedutaan besar negara yang bersangkutan.
Nana menjelaskan bahwa korban yang memiliki pabrik roti dan lima toko itu dibunuh oleh asisten pribadinya berinisial SS (37) setelah polisi menelusuri informasi-informasi yang ada.
Bukan tanpa sebab, motif pembunuhan yaitu karena pelaku kesal kepada korban yang tak mau bertanggung jawab setelah menghamili SS.
“Awalnya korban sering melakukan pelecehan seksual kepada pelaku. Akhirnya mereka ada kecocokan berlanjut pada hubungan intim sampai pelaku hamil, tapi korban tak bertanggung jawab,” tutur Nana di Jakarta, Rabu (12/8/2020).
WNA Taiwan itu justru memberikan uang Rp15 juta pada SS untuk menggugurkan kandungannya. Lantaran pelaku sakit hati dan semakin kesal saat dia tahu kalau korban malah akan menikahi pembantunya.
Akhirnya pelaku pun merencanakan pembunuhan kepada korban sekaligus ingin menguasai semua hartanya.
“Pelaku lalu ingin menguasai aset milik korban seperti mobil, rumah, tanah atas nama SS, dan ada atas nama tersangka SY,” ungkapnya.
SS kemudian menghubungi FI, seorang notaris yang jasanya kerap dipakai korban untuk mengurusi aset-asetnya tersebut. SS mengajak FI untuk melukai korban dengan cara menyantetnya agar menjadi cacat, tapi rencana pertamanya tidak berhasil.
“SS pernah minta sama si FN untuk nyantet pakai dukun, bayar Rp15 juta tapi tak pernah berhasil. Lalu bulan Juni SS minta lagi dan merencanakan pembunuhan kepada korban,” tuturnya.
SS merekrut pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa korban dengan tarif Rp150 juta.
Kelompok pembunuh bayaran yang berinisial AF, SY, S, R, dan MS sudah merencanakan hal tersebut dengan matang. Mereka memiliki peran masing-masing dalam aksi pembunuhan tersebut.
Melansir Poskota, korban sering melakukan pelecehan seksual kepada SS dengan mengirimkan sejumlah video porno via HP.
“Dari situlah keduanya terlibat hubungan asmara hingga akhirnya SS hamil” kata Kombes Tubagus Ade.
Setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut, polisi meringkus 4 tersangka, yakni SS sekretaris, FN sang notaris, AS suami Fn, dan SY yang membantu membuang jenazah Hsu ke Sungai Citarum.
Artikel ini bersumber dari Padangkita.com
Post a Comment