BBM Eceran Punah, Petani dan Buruh Perkebunan Bingung Cari Minyak
SIMALUNGUN - Semenjak berlakunya Kepmen ESDM No 37.K/HK.02/MEM.M/2022 tertanggal 1 April 2022, Peraturan Kepmen ESDM Menyebutkan bahwa SPBU tidak boleh atau dilarang melayani pembelian BBM Pertalite menggunakan jerigen, Sehingga para petani dan buruh perkebunan kebingungan cari minyak untuk kebutuhan sehari hari tak hanya itu para penjual Bensin eceran pun tak lagi dapat lagi menjual besin ecerannya kareba stok bensin tak lagi ada.
Padahal Jauhnya jarak antara rumah ke SPBU sehingga sangat memberatkan para buruh Kususnya yang memeliki kendaraan roda dua juga roda empat untuk di lalui setiap harinya.
Tak hanya itu, sebab sudah barang tentu kondisi ini akan menambah pengeluaran tambahan sedangkan jarak yang harus dilalui begitu setiap harinya.
"Jarak rumah kita ke galon (SPBU) aja 2-5 kilo lebih meter , apa gak tambah bengkak pengeluaran. Belom lagi minyak kita uda abis berapa kesana, resiko ban bocor dan banyak lagi lah" ungkap Pandi warga Nabolak Hatonduhan.
Punahnya BBM Pertalite eceran ini dinilai semakin menyusahkan masyarakat kalangan bawah apalagi di tengah kondisi sulitnya ekonomi seperti sekarang ini.
"Kalo lah kami tiap hari ke galon (SPBU) bang, cemana lah kami bawak becak ini kesana. Minyaknya uda abis berapa terus sempat becak ini masuk aspal apa gak nambah masalah bang belum nanti jumpa oknum polisi.
Jalan yang rusak apa gak tambah rusak becak kami nempuh ke galon sana bang. Kalo dekat ya gak masalah ini jauh kali gitu. Ntah cemana pemerintah ini ngasi aturan" cetus bagol warga kampung korem bah jambi.
Pemerintah di harapkan tegas mencabut aturan yang jelas jelas memberatkan masyarakat kalangan bawah ini karena akan menambah beban pengeluaran setiap hari.
"Seharusnya kalo buat aturan jangan yang dampaknya ngeri kek gini lah bang apalagi kami uda susah. Nyarik minyak aja mesti ke galon (SPBU). Kadang kami beli minyak itu pun eceran gocengnya bang. Cuma buat kesawah aja kan ngomben.
Sempat ke galon apa gak makin mampus kami bang. Kadang belik beras pun susah" ucap kimong warga totap majawa yang berprofesi sebagai buruh tani.
DANI R
Post a Comment